Skip to main content

Yang Berharga di 2020: Belajar Investasi


Siapa sangka akan ada masa segala gerak terbatas, disaat kecepatan untuk berpindah kian mudah. Rasanya tahun ini akan berjalan dengan begitu menyenangkan, perjalanan bisnis keliling nusantara dan rencana liburan ke luar negeri pertamaku akan terwujud. Ya…. Tiba-tiba, semua tiket harus rela direfund. Bukan hanya itu, kehilangan pekerjaan! Serasa belum lengkap, aku malah terjebak dalam sebuah ilusi naif, yang kucipta sendiri. Tapi, menyesali sesuatu bukan gayaku. Aku harus bertanggungjawab atas segala keputusan yang kuambil entah dengan penuh kebijakan atau angan-angan. HAHA. Selamat melepaskan jerat ya Rum!!!!

Saat tak sengaja membaca kembali tulisan-tulisan terdahuluku, yang tersirat kepayahan. Aku berusaha dengan kuat mengingat, kepayahan jenis apa yang kurasakan saat itu. Rasa-rasanya belum ada apa-apa dengan segala rasa yang berkecamuk di kepalaku saat ini. Huft. Begitulah kiranya hidup ya teman-teman. Yang pasti, duka lara itu bukan milikku seorang. Tidak ada yang perlu diromantisasi… Semangat yok, semangat!

Dari kekeliruan yang bersanding dengan banyak tawa tahun ini, ada satu hal yang cukup menghibur. Aku belajar investasi. Hehe. Sebenernya keinginan ini sudah lama, berawal dari konten edukasi keuangan yang berseliweran di media sosial. Tapi proses belajar saat itu berjalan lamban, dan patah saat aku salah mengajukan pertanyaan dengan seorang teman.

 

“Main saham itu gimana, ya?”

“Saham itu investasi rumi. Kalo mau main ke Disneyland aja. Wkwk.”

 

Aku baru membuka kembali chat whatsapp yang masih tersimpan rapi itu. Kok bisa-bisanya ya hanya karena dibalas seperti itu aku patah semangat. Ya Allah, Rum. Padahal setelahnya temanku menjelaskan cukup rinci. Setelah perbincangan itu, aku jadi takut untuk bertanya dengan orang-orang terdekatku. Hingga akhirnya aku belajar melalui Instagram @ngertisaham dan langsung buka rekening dana nasabah di indopremier. Awal yang baik. RDN-ku selesai Juli 2019. Tapiiiii, aku mulai nabung diawal 2020.

Ya! Di 2020 aku mulai memberikan perhatian lebih dengan keuanganku. Lebih baik dalam mengatur uang yang kudapatkan agar bisa menghasilkan asset. Oh ya motivasi ini juga muncul setelah membaca buku Rich Dad Poor Dad karya Robert Kiyosaki. Membaca memang sesuatu! Tapi mempraktikan segalanya adalah suatu hal lain.

Mulai mencari tahu tentang perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI dan mempelajarinya. Memilah saham mana yang cocok dengan nilai-nilaiku. Lalu mulai membeli saham dengan budget yang sudah ditentukan setiap bulannya. Awalnya aku mulai dengan dua saham dibidang yang berbeda. DUARRRR! Corona mulai terkuak di permukaan bumi. Harga saham mulai turun, begitu pula dengan harga tiket pesawat. Ckck. Sudah tahu kan kemana uangku? Hahahaha.

Masih teringat, saat IHSG berada di titik terendah, uangku sudah habis duluan dengan membeli beberapa tiket perjalanan ke luar kota, juga ke luar negeri. Maklum masih labil, tapi tidak berhenti disitu, setelah ada uang lagi, aku malah takut masuk untuk menanamkan uangku. Begitulah kiranya kisah seorang anak yang fundamental berinvestasinya belum mantep. Hehe. Belajar emang sebuah proses, selain dari membaca, mendengar dan juga menonton, praktik langsung memang memberikan pelajaran yang jauh lebih berharga. HAHA. Aku mulai membeli saham-saham yang terlihat baik, tanpa mempelajari fundamentalnya. Dan tanpa exit plan yang baik. Hah? Apa pula itu exit plan?????

Industri farmasi lagi hangat-hangatnya, terus digoreng, dengan mental anak kemarin sore dan keinginan dapet cuan. Eh malah harus cut loss di posisi yang sangat salah pula. Sebuah pengalaman untuk masa depan yang lebih berpikir. 

Tidak ingin berlama-lama meratapi kesalahan, aku mulai mengatur kembali rencana investasiku. Mempelajari perusahaan yang akan kubeli sahamnya, lalu masuk diharga yang pas, dan tidak tergoda berkilauannya saham gorengan, karena ya tidak cocok denganku. Setelah cut loss, portofolio mulai membaik. Sudah hijau-hijau, bahkan sempet nyobain trading setelah menganalisa pasar juga perusahaannya. Lumayan buat jajan.

Kenapa sih Harus Mulai Investasi?

Banyak sekali perubahan nyata setelah aku memberikan perhatian lebih dengan caraku mengatur keuangan. Menabung atau berinvestasi menjadi sesuatu yang menyenangkan. Saat 2018, aku pernah menerima gaji 2,5 kali lebih besar dari saat ini, dan habis untuk beli jajan alias glorifikasi tekanan pekerjaan yang tiada henti-hentinya. Belajar management itu penting banget kan? Management diri, management keuangan, dll.

Waktu terbaik untuk investasi adalah 20 tahun lalu, yang terbaik kedua adalah sekarang. Yok biar dunia ini terasa lebih adil, kita buat uang-uang yang sudah kita dapatkan itu menghasilkan uang juga. Ajak uang-uang itu berkerjasama. Jangan mau capek sendirian.

Passive Income

Investasi bisa menjadi salah satu cara untuk mendapatkan penghasilan lho! Dari mana sih datengnya penghasilan dari investasi?

Saat kamu menginvestasikan uang kepada sebuah perusahaan, maka kamu menjadi salah satu dari pemilik perusahaan tersebut, gak peduli kalo kepemilikanmu hanya 0,000000000000001% doang. Hehe. Beberapa perusahaan rutin membagikan keuntungannya kepada semua pemilik saham. Deviden atau keuntungan ini akan dibagikan per setiap lembar saham yang kamu miliki. Nah pembagian keuntungan ini adalah salah satu cara kamu bisa menghasilkan cuan dari membeli saham.

Jika saat ini kamu rutin nabung saham PTBA 5 LOT setiap bulannya, setahun kamu bisa mengumpulkan 60 LOT. Dari enam tahun terakhir rata-rata deviden yang dibagikan oleh PTBA adalah 314.03 rupiah per lembar saham. Kalo punya 60 LOT berarti ya 60 x 100 x 314.03 sekitar satu juta delapan ratus ribu. Baru setahun nabung udah dapet segitu, apalagi kalo udah 20 tahun kan ya? Apalagi kalo sekali nabung bisa lebih banyak. Hehe.

Tabungan Masa Depan

Kenapa gak di bank? Inflasi Beb. 

In.fla.si: kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang. 

Kalo sepuluh tahun lalu uang 100K sudah bisa dapet 14 mangkok bakso lengkap dengan harga 7K per mangkok, saat ini uang 100K paling dapet 6 mangkok bakso dengan harga 15K per mangkok. Ini harga rata-rata bakso di Palembang yaaa. Dengan berjalannya waktu, uang yang kita miliki nilainya berkurang. Seberapa besar bunga bank? Lalu dikurang dengan biaya admin setiap bulannya? 

Nah, kalo kamu membeli saham. Nilai saham yang kamu beli itu sangat fluktuatif, jika fundamental perusahaannya bagus, harganya akan terus meningkat. Dengan uang 800K, saat ini kamu bisa membeli 1 LOT saham Unilever, sepuluh tahun lagi bisa-bisa orang lain perlu 2000K buat beli 1 LOT saham Unilever. Bayangkan kalo kamu punya 1000 LOT dah berapa peningkatan nilai dari tabunganmu?

Kepemilikan saham kamu juga bisa dijual kapan aja, selagi pasar buka alias Senin -- Jumat. Bisa untuk kebutuhan mendesak di masa depan, untuk liburan impian atau apa aja deh.

Mulailah dari hal-hal kecil, seperti memisahkan keinginan dan kebutuhan. Menunda membeli sesuatu sesaat, hingga akhirnya yakin bahwa yang ingin dibeli memang dibutuhkan dan akan berguna. Jangan biasakan mengutang, dibungkus dengan kata atau cara yang bagaimanapun utang ya tetap utang.

Saat ini aku belum punya target untuk bebas secara financial sesegera mungkin, apalagi rencana yang begitu rinci. Nanti ya, aku pelajari dulu.

Apapun instrumen investasi yang kamu pilih. Mungkin kita harus sama-sama memahami, tidak ada kemudahan yang instans. Kalo udah mudah saat ini, pasti sebelumnya ada disiplin yang tekun. Gak ada keuntungan besar yang bisa didapet dalam waktu singkat, kecuali dengan risiko yang besar pula.

Yuk! Nabung Saham! Emas juga boleh! Ilmu juga boleh! Kebaikan juga oke banget! 

Hai! Salam kenal dariku ya. Rumi yang secara acak terkadang menulis, entah saat luang ataupun sibuk.

Comments

  1. Sebelum memutuskan investasi, sebaiknya cari tau terlebih dulu ya, background perusahaan tersebut. Yah memang gak menjamin sih, tapi setidaknya kita tau sedikit sepak terjangnya seperti apa. Tapi semenjak Pandemi, semuanya hancur dihajar yah. Lantas bukan berarti kita menyerah begitu aja ya, kan masih bisa investasi di bidang lainnya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Kak, cari tahu perusahaan yang mau kita beli sahamnya wajib banget. Pandemi, saat perekonomian lagi susah harga saham jadi lebih murah, waktu yang tepat buat nyicil hehe

      Delete
  2. Aku juga tertarik invest saham. Udah beberapa kali baca postingan blogger tentang saham, tapi masih belum paham benar. Ada bimbingan khusus gak ya? Kayanya aku butuh tutor.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mba, bisa highlight di akun ig @ngertisaham, dulu aku juga pernah ikut sekolah pasar modal di angkatan 45 Mba. Gratis, bisa cek infonya di ig @idx_sumsel. Selamat belajar Mbaaa.

      Delete
  3. Aku udah lama pgen belajar saham tp ada aja alasan buat mager dll. Setelah baca tulisan ini kok jd semangat bgt pgen belajar ya.makasih loh mba tulusannya bagus bgt

    ReplyDelete
  4. Yes, kebebasan finansial juga jadi cita-citaku...Kalau ada penghasilan jangan lupa berinvestasi...Apapun bentuknya, mau emas, saham, reksadana, selama kita yakin, mau belajar terus, serta nempatinnya di tempat yang bener (bukan abal-abal) insyaAllah ada cuan hehehe

    ReplyDelete
  5. Sebagai anak ekonomi dan matematikamatematika sebenarnya paham main, eh invest saham. Tapi main saham butuh mental yang kuat. Aku bukan tipe yg cocok di sana. Lebih main yang lebih safe aja.

    ReplyDelete
  6. Ini aku bener sih. 2020 mulai belajar melek investasi. Temen-temen udah pada ngajakin buat join tapi masih ragu. Semoga 2021 makin melek. Hehe.

    ReplyDelete
  7. keren ih tulisannya, mantep.
    sempat cutloss jg kakak yaa ternyata
    gpp buat belajar biar cuan trus kedepannya hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Kaka, sudah baca. Yukkk belajar lagi dan lagi.

      Delete

Post a Comment