Aku jadi bertanya-tanya,
mengenai definisi. Aku kerap membuka Kembali kamus, untuk memastikan sekali
lagi bahwa semuanya sesuai, bahwa pikiran-pikiran itu tidak jauh dari
konteksnya. Aku sering bertanya-tanya, tanpa kata, mengurai setiap hela napas
yang terkadang terasa begitu berat. Entahlah, kepalaku kerap menjadi tempat
paling sibuk di dunia. Percayalah, kita berlomba.
Aku terus bertanya-tanya, tentang kebahagiaan. Aku cari lagi arti
dari kata bahagia, tapi apalah arti dari sebuah kata? Lalu, aku teringat
seorang remaja yang kebingungan mendefinisikan kata sukses saat seorang guru
bertanya. Remaja itu belum mengenal kamus, iya belum tahu cara merunut tanya
saat keinginan sebenarnya begitu sederhana.
“Kenapa harus?”
Lalu hidup berjalan, tak berhenti walau sedetik.
Aku bertanya Kembali, mengingat, bagian mana yang paling salah.
Bagiku mengingat kesalahan adalah salah satu cara jitu untuk belajar dan
memastikan bahwa hal tersebut tak akan terulang. Tapi, semua tak semudah itu.
Ada beberapa hal yang selalu saja luput dari jangkauan. Secara acak, melekat
erat, entah hanya sekadar ingatan lucu, kebahagiaan bahkan yang paling
menyakitkan.
Aku bertanya-tanya mengenai kerja otak. Kenapa lembar kenangan itu
tampil begitu random. Di waktu yang kadang tepat bahkan sebaliknya.
Seakan ada yang belum selesai dan harus diselesaikan. Peristiwa demi peristiwa
di masa lampau kerap datang, mengusik, ternyata, begitu rapi tersimpan.
Apakah memang harus diselesaikan? Apakah tidak cukup dengan
menganggap semuanya selesai? Siapa pula yang bisa menjawab pertanyaanku ini?
Apakah waktu? Yang jelas.. tak mampu menyampaikan sepatah kata dengan sarat.
Aku terus bertanya-tanya, tentang banyak hal. Mungkin jawabannya
tersimpan rapi di buku yang belum ku ketahui, atau ada di kepala seseorang yang
belum aku temui. Saat sibuk, pertanyaan hanyalah pertanyaan. Tapi, saat
sendiri, berbicara pada diri, pertanyaan ini seolah meninju-ninju. Perasaan
campur aduk. Seakan semua nilai-nilai perlu diatur ulang.
Apakah nilai-nilai yang digunakan sudah benar? Lalu apakah itu
cukup baik? Apakah hidup ini sudah cukup bersahaja? Apakah impian itu cukup?
Mampukah untuk menjadi biasa? Mampukah untuk tahu diri?
Mungkin kita bisa memikirkannya bersama, bagiku, kau tak mesti menjadi jawaban.
Aku juga kerap bertanya tentang ingatan. Apakah yang kita ingat itu sungguh demikian kejadiannya? Kebanyakan tidak. Karena ternyata, aku mengenang yang kuinginkan, bukan yanh sebenarnya. Hikss
ReplyDeleteYa begitulah hidup mbak, terkadang selalu nemui hal yang kadang sesuai dengan kata hati kadang juga tidak.
ReplyDeleteAku juga sering bertanya2 gitu kok mbak, hidup emang selalu mengajak kita untuk berpikir, memutar otak dan berandai2. Yg penting selalu lakukan yg terbaik aja hahhaha
ReplyDeleteBertanya berarti berpikir. Aku ada karena aku berpikir. Bagus.��
ReplyDelete