Skip to main content

Aku, Kado Terindah Itu

Aku berusaha hadir penuh, menghadirkan diriku, berhadapan dengan waktu. Aku berusaha mengingat sepenggal sepi dan luka masa lalu, untuk merayakan hari ini. Rasanya begitu samar dan sulit. Aku tidak perlu mengingat banyak hal, untuk merasa lebih baik. Ternyata saat aku mampu hadir penuh, kebahagiaan itu menjadi utuh. 

Tak pernah terbayangkan bagiku, dan masih sedikit asing. Bahwa saat ini, aku adalah seorang istri. Bahwa aku memiliki teman, yang dari dulu sangat aku harapkan kehadirannya. Seseorang, yang bisa dengan mudah membuatku menangis saat aku mengingatnya dengan penuh rasa syukur. Seperti saat ini. Mataku dengan cepat bekaca-kaca, kemudian meneteskan air.

Telah aku temukan seorang teman, yang aku pilih dengan penuh sadar, dengan secumpuk keberanianku dan segala ketakutan yang berhasil aku redam. Seseorang yang sesekali dalam perenunganku, aku rasa sangat mirip denganku. Pada akhirnya, aku memilih orang yang memiliki perjuangan yang sama denganku. Walaupun pilihanku itu mengantarkanku, untuk terus berjuang pada hari-hari selanjutnya. Aku rasa seperti itulah hidup, dan aku yakini pilihanku ini. 

Dari dulu, aku selalu merapal untuk ditemukan dengan si tampan, mapan, cerdas, dan pekerja keras. Begitulah, bertahun-tahun, hingga kita bertemu, hingga aku menyadari, bahwa Allah telah menjawab doaku. Bahkan Allah tambahkan pelengkap lainnya, yang entah bagaimana jika itu tidak ada padamu. Sosok yang penyabar dan penuh kehati-hatian. 

Belum genap satu bulan, ini hanya beberapa lembar dari buku kehidupan yang akan kita tulis bersama sepanjang hayat. Dari semua hal, aku hanya ingin terus mengingat rasa syukurku atas pertalian kita, serta memastikan bahwa kamu juga mengetahui betapa bersyukurnya aku memilikimu di hidupku.

ini harumi


Hari ini, genap usiamu tiga puluh satu tahun. Tidak ada perayaan yang bisa aku berikan, bahkan kamu menolak untuk diberikan kado. Tapi, bukankah memilkiku adalah kado terindah di hidupmu? Hehe.  Selamat ulang tahun suamiku, Mahfud Roid Fatoni!
Hai! Salam kenal dariku ya. Rumi yang secara acak terkadang menulis, entah saat luang ataupun sibuk.

Comments