Skip to main content

Pesta Pora



Jika aku selalu mampu merayakan penantian dan berteman akrab dengan sepi, maka sudah seharusnya aku menikmati pesta pora bertemu dengan seorang teman. Dari ribuan baris harapan akan hadirnya seseorang, waktu sudah mengajarkan, bahwa tidak perlu seperti ini dan seperti itu. 

Sepemahamanku, aku memang kesulitan menjalin hubungan dengan manusia. Bahkan seorang dokter sudah mengelurkan sebuah surat resmi, dan memberi nilai "kurang". Bukan, bukan menyerah. Hanya saja aku merasa cukup, untuk hanya memiliki satu. Ya, walaupun belum juga bertemu. 

Bayanganku, aku akan bertukar semua kisah hanya pada satu orang, yang tak akan menghakimi walau tak memiliki ilmu yang mumpuni. Seorang pendengar yang bisa melihat dibalik "kurang", ada juang untuk terus menjadi lebih baik. 

Di hari-hari yang menjadi penuh, aku ingin diri ini benar-benar sadar untuk tidak melulu ingin terlepas bebas. Aku ingin berjabat tangan, menyepakati beberapa hal. Bisa jadi sedikit aneh dan asing, tapi seperti itulah kiranya berteman.  

Mari berpesta pora, menikmati hidup dan segala persoalannya.

Hai! Salam kenal dariku ya. Rumi yang secara acak terkadang menulis, entah saat luang ataupun sibuk.

Comments