Skip to main content

Mungkin Bukan untuk Orang Lain

Mungkin ini bukan untuk orang lain, bukan untuk siapa-siapa melainkan diri sendiri. Mungkin semua ini tak pernah tentang kasih sayang atau cinta pada sesama, melainkan kerinduan seorang anak kecil. Seorang anak yang hari-harinya penuh kebingungan. Seorang anak yang tak mengerti harus bertanya pada siapa. Seorang anak yang diliputi rasa takut. Seorang anak yang diselimuti kesedihan. Seorang anak yang menangis tanpa orang lain di sisinya. Seorang anak yang dibiarkan marah dan melihat amarah.

Mungkin kasih sayang tak pernah tulus, hanya sekadar pemuasan. Bahwa tak boleh ada lagi, anak yang tumbuh disertai rasa bingung yang akut. Tak boleh terulang, seorang anak menangis, menahan amarah saat dihujami amarah yang membabi buta.

Mungkin ini bukan kebaikan, melainkan obat yang dibutuhkan. Menyayangi, seakan tumbuh bergelimang peluk dan kasih.

Hari demi hari, tembok kian kokoh. Ada batas untuk setiap ruang dan orang. Menjalani dengan harapan bahwa kelak tembok tinggi itu akan runtuh, bahwa tak mengapa mengaku pernah terluka dan sangat terluka.

Hai! Salam kenal dariku ya. Rumi yang secara acak terkadang menulis, entah saat luang ataupun sibuk.

Comments