Assalammualaikum readers…
Kali ini aku mau cerita tentang kegiatanku yang sudah lama sekaliiii, karena kemalesan menulis (niat udah ada dari hari h loh ya, believe in me hehe) jadilah baru malem ini nulis dan merampungkan semua yang ingin ditulis dan langsung terbit tiga artikel sekaligus di blogku! Sebenernya, aku beneran beruntung dalam kesukaanku ngeblog, karena aku punya temen yang selalu mendukung, menyemangati dan dengan lugas memberi saran. Sebut mereka Niken dan Lutfi, Niken udah aku anggep kayak kakakku sendiri hehe. Tapi dalam menulis bahkan dalam hal apapun aku gak bisa melakukan yang berlawanan dari keinginanku, dari hatiku, apapun tujuannya. Itu sulit sekali… Mari kita sudahi sesi curhat ini…
Kali ini aku mau cerita tentang kegiatanku yang sudah lama sekaliiii, karena kemalesan menulis (niat udah ada dari hari h loh ya, believe in me hehe) jadilah baru malem ini nulis dan merampungkan semua yang ingin ditulis dan langsung terbit tiga artikel sekaligus di blogku! Sebenernya, aku beneran beruntung dalam kesukaanku ngeblog, karena aku punya temen yang selalu mendukung, menyemangati dan dengan lugas memberi saran. Sebut mereka Niken dan Lutfi, Niken udah aku anggep kayak kakakku sendiri hehe. Tapi dalam menulis bahkan dalam hal apapun aku gak bisa melakukan yang berlawanan dari keinginanku, dari hatiku, apapun tujuannya. Itu sulit sekali… Mari kita sudahi sesi curhat ini…
Lookin back to 28th January,
setelah sekian tahun, belasan tahun. Finally, aku balik lagi untuk mengunjungi
salah satu tempat wisata di Palembang yaitu Taman Wisata Alam Punti Kayu. Sabtu
itu aku hadir sebagai tamu dari acara Aksi Tanam Pohon Pinus Bersama Komunitas
di TWA Punti Kayu, mewakili Save Street Child Palembang.
Foto Bersama Komunitas dan Pihak TWA Punti Kayu |
Jadi gini, salah satu gerakan di
Palembang yaitu Gerakan Cinta Pinus bekerja sama dengan pihak TWA Punti Kayu
mengajak teman-teman Komunitas dan Media di Palembang untuk ikut serta dalam
menanam kembali Pohon Pinus sebagai wisata utama di TWA Punti Kayu. What a
great program! Pohon pinus yang bukan tanaman asli Palembang, sangat beruntung
sekali bisa hidup subur dan panjang di Punti Kayu sebagai Taman Wisata Alam
satu-satunya di kota metropolitan kita ini. Pohon-pohon pinus yang menjadi
wisata utama di Punti Kayu ini, melihat fisik dan waktu tanam, mereka terlihat
rapuh dan tua. Pohon pinus perlu penanaman kembali untuk melestarikannya.
Proses penanaman Pohon Pinus |
Dalam praktiknya, setiap komunitas
diberikan satu buah bibit pohon pinus yang sudah setinggi kra-kira 60 cm untuk
ditanam. Sebelum proses penanaman kami mendapatkan penyuluhan singkat cara
menanam pohon pinus yang benar sesuai dengan kondisi tanah yang sudah ada. Tanam-menaman
sebenernya adalah salah satu hobiku dari dulu yang memiliki gen papa sebagai
sarjana pertanian dan pecinta tanam-menanam (ngeinfoin doing kok, thankyou
daddy for your best gen). Pihak Punti Kayu sudah menyiapkan segala-galanya
dengan maksimal sekali hari itu. Kami hanya perlu “menanam” pohon pinus yang
ada. Memindahkan pohon pinus yang ada dalam polybag ke dalam lubang galian yang
sudah diberi tanda per komunitas. Dengan umur pohon pinus yang ada dalam polybag
dan keadaan tanah, maka kami tidak dianjurkan untuk membuka polybag secara
keseluruhan. Melaikan hanya membuka
bagian bawah polybag saja. Hal ini dikarenakan kondisi tanah yang tidak lagi
gembur dan berakar tua. Apabila polybag dibuka kesluruhan ditakutkan tanah bawaan polybag tidak akan padat lagi dan pohon
pinus akan layu. Dengan hanya perobekan polybag bagian bawah maka bagian akar
dari pohon pinus diharapkan dapat tubuh kuat kedalam tanah dan pohon akan
tumbuh menjulang dengan kehijauan yang akan menghiasi dan memberikan oksigen.
Karena terlalu exited, saat penanaman aku dan Kak Novi tanpa pikir panjang langsung merobek bagian bawah polybag dan memindahkannya kedalam galian tanah yang sudah tesedia lalu… meguburnya dengan tanah menggunakan kedua tangan kami. Kotor itu baik kan ya? Hehe. Hari itu, aku belajar satu hal lagi yang berharga langsung dengan prakteknya! Alhamdulillah.
Setelah proses penanaman. semoga Pinusku tumbuh menjulang! |
Aku dan Kak Novi. |
Me at Punti Kayu. |
Sebenernya sedikit terkejut karena dapet
info dari temen kalo hewan-hewan di Punti Kayu sudah banyak dipindahkan ke
hutan lain sejak beberapa tahun yang lalu, betapa kurang informasi sekali
diriku. Padahal waktu dapet undangan dan sangat semangat untuk dateng, ya karena
kepengen liat Gajah, Buaya dll. Tapi apa daya, mereka sudah pindah rumah
ketempat yang lebih ramah dan baik. Sedihhhh.
Harapanku sih, semoga management Punti
Kayu dan lembaga yang terkait terus berbenah berusaha menjalankan amanah sebaik
mungkin meski sulit. Sekarang udah bagus kok Pak, tapi menurutku Punti Kayu
tanpa hewan-hewannya itu seperi kalo masak sayur bening gak pake garem Pak. Gak
enak. Satu lagi, yang selalu aku perhatiin dimanapun itu. Seharusnya ditempat
yang rame, kotak sampah harus ada dimana-mana biar ndak ada yang buang sampah
sembarang lagi. Karena masyarakat kita banyak yang belum terbiasa ngekeep
sementara sampah mereka sampe ketemu kotak sampah. Kotak sampah jangan disudut
yang susah dijangkau Pak, seperti yang ada di area BKB. Orang kita masih males
Pak harus jalan 100 meteran buat buang sampah pada tempatnya. Semoga ya Pak…
Punti Kayu menjadi salah satu tempat wisata yang cukup baik untuk membuat moment tak terlupakan bareng keluarga ataupun temen. Hutan Pinus yang asri beneran melegakan, tempat yang asik untuk melepas penat. Seperti buku yang pernah aku baca, bukan save the earth atau jaga lingkungan, tapi jaga sikap kita, tingkah kita biar bumi atau lingkungan kita tetap ramah dan lestari. Bumi tidak butuh kita, kita yang butuh bumi. So, be smart human!
Wassalammualaikum.
Comments
Post a Comment