Aku tak
pernah bisa acuh dengan mereka.
Tangisannya,
tawanya.
Aku tak
pernah ingin jauh dari mereka.
Impiannya,
mimpinya.
Aku tak
ingin mereka tumbuh.
Rengekannya,
manjanya.
Aku tak
ingin mereka tersakiti.
Kebebasan,
keingintahuan.
Aku ingin
mereka diperlakukan dengan baik.
Agar tumbuh
dengan kuat.
Aku ingin
mereka dibiarkan untuk memilih.
Agar
dewasanya meraka bertanggung jawab.
Entah, mungkin
yang diatas itu puisi. Ini isi hati gue sekarang. Dari dulu.. Gue selalu suka
main sama anak kecil, melihat mereka tertawa, mendengarkan mereka bertanya.
Yah, mungkin karna gue dibesarkan terpisah dengan kedua adik gue. Gue dibesarin
bareng adik sepupu sih tapi gue lupa gimana kami dulu jalanin hari sama-sama.
Di lingkungan gue hidup dari SD sampe SMP, di Palembang itu banyak banget anak
kecilnya dan suka gue ajakin main, cerita atau jajan. Sheila, Patih.. Sheila
udah besar sekarang, udah kelas 5 SD kalo gak salah. Masih sering gue ajakin
ngobrol sih. Nah si Patih, dia pindah ke Jawa gak tau tepatnya kemana saat gue
SMA di Indralaya. Doi ikut bokapnya pindah dinas. Padahal sayang banget nih gue
sama Patih.
Nah sekarang
adik temen deket gue, Sawir (adik Inun) sama Kholis (adik Imut) lagi
aktif-aktifnya nih. Lagi keren-kerennya nih. Ada satu lagi tetangga gue si
Nova, nih anak cerdas banget. Hiburan bnaget punya temen adik-adik kecil. Gue
harap mereka nerima apa yang harus mereka terima. Mereka tumbuh enjoy sama
semuanya.
“Haiiiii adik-adik kecil, ayuk Sari sayang kalian ya. Selalu.”
Comments
Post a Comment