Skip to main content

-----

Tidak pernah terpikir, hingga akhirnya bertemu. Semua nampak jelas, bagaimana ingin kuhabiskan waktu. Terlalu singkat, tapi benih itu tumbuh dengan cepat, menjalari tembok yang kubangun dalam hening. 

Tidak pernah terpikir, hingga akhirnya kudengar suara dari isi kepalamu. Hatiku seperti terketuk, aku tahu dengan siapa waktu ini ingin aku lewati. Sangat singkat, namun tatap pertama saat aku melihat langkahmu masih teramat jelas. Sesekali terulang.

Membangun hal kecil dengan ilmu dan iman. Membangun kebahagiaan. 

Kita akan menghabiskan waktu dengan diskusi-diskusi ringan, aku akan mendengarkan penjelasanmu dengan setumpuk rasa ingin tahu. Atau aku akan membacakanmu beberapa puisi sebelum tidur. Aku akan berbisik membangunkan saat azan subuh kan jelang. Lalu, kau akan menyimakku mengaji saat pulang dari masjid. Aku akan membuatkanmu sarapan, lalu kau akan menciumku dengan ridho saat akan pergi bekerja.

Kita akan bergantian terjaga untuk memperhatikan bayi kecil, anggota baru keluarga. Kita akan bergantian mengaji didalam kamar, bergantian mengekspresikan buku-buku cerita untuk si bayi. Aku akan sering mengajak si bayi bicara, menceritakan sang Ayah, sedari kecil, bercerita tentang kakek, nenek nya, serta semua orang hebat lainnya.

Kita akan pergi berlibur, memasuki museum-museum, berlarian di pesisir pantai, sesekali mendaki gunung untuk sampai di puncak bersama. 

Kita juga akan mendidik anak-anak dari masjid ke masjid. Mendengarkan anak-anak praktik cinta dan kasih sayang. 

Kita akan menikmati kehidupan sebagai ibadah. Aku akan .... Aku akan.

Tapi beriring waktu, jauh sebelum khayal ini mampu hidup. Aku tak lagi mampu membayangkannya. 

Satu-satunya yang kukira akan berhasil. 
Satu-satunya yang kupastikan bisa.
Hai! Salam kenal dariku ya. Rumi yang secara acak terkadang menulis, entah saat luang ataupun sibuk.

Comments