Skip to main content

2018, Waktunya Hijrah

Haloooo.. Assalamualaikum

Bagaimana akhir dari tahun lalu? Iya, tahun 2017? Apakah semuanya indah dan menyenangkan? Pasti enggak kan ya. Karena hidup banyak rasa.

Rumi di Masjid Bayumi
Kemarin dan hari ini adalah hari yang baru banget dari aku. Biasanya pergantian tahun selalu dilalui dengan hal-hal yang erat dengan dunia. Kali ini aku mencoba menanggalkan sebentar semuanya, meninggalkan sesuatu untuk sesuatu yang lebih baik. Benar bahwa jalan menuju Nya tak semudah itu, perjuangan dan pengorbanan harus ada nyatanya. Jalan Nya terasa sunyi dibeberapa detik dalam keramaian. Perubahan itu jika tidak dimulai, lalu kapan kan tiba saatnya?

Banyak hal yang dilalui sepanjang 2017. Hal-hal indah dan juga kenyataan yang sulit diterima. Tugas Akhir selesai dengan segala dramanya, sidang yang tiba-tiba membuatku sulit terlelap karena harus maju pertama kali. Subuh hari itu, aku menangis merasa tak berdaya dengan segala kelalaian dan keterbatasanku. Tapi, Allah memang selalu berbaik hati. Mantan Direktur yang seharusnya menjadi salah satu pengujiku, belum hadir saat aku mulai melangkahkan kaki ke ruang ujian hingga selesai. Ajaibnya lagi, meski ada beberapa data yang harus diulang pengambilannya, UAV hasil usaha kami sangat diapresiasi.
Nikmat Allah mana lagi yang bisa Aku dustakan(?)
Mengelilingi Jawa dengan penuh keberanian. Untuk pertama kali naik kereta seorang diri dari Bandung ke Yogyakarta. 12 jam dalam kereta bertemankan Novel yang sampai detik ini belum mampu aku selesaikan.

Bertemu dengan anak-anak pramuka yang baik hati di Surabaya. Seharusnya perjalanan mengelilingi Jawa ini butuh waktu satu bulan. Harus dinikmati sekali. Mungkin lain kali, sama kamu. Hahaha.
     Mendapat kesempatan menjadi peserta Ekspedisi Nusantara Jaya ke Kalimantan Tengah. Pengalaman yang baru bagiku menginjakkan kaki lagi ke tanah Borneo. Bertemu banyak orang dengan segala hal yang ada pada mereka. Aku selalu berharap, pertemuan itu bukan hanya sekedar rezeki.

Momen wisuda yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Setelah drama diundur dan prosesnya yang tidak mudah. Alhamdulillah, anak mama papa ini wisuda juga. Walau semuanya harus biasa saja.

Tidak ada yang spesial tahun ini, aku masih kebingungan tentang banyak hal. Aku masih mencari tahu apa yang aku inginkan. Tapi, malam ini memperlihatkan bahwa butuh pengorbanan untuk sebuah perubahan. Harus ada yang ditinggalkan. Harus ada yang dipilih. Dunia ini fana. Iya, fana dan banyak yang tak setia.

Malam ini aku yang selalu lupa cara untuk menghargai dan sederhana, duduk diantara ratusan Akhwat untuk mendengarkan kajian. Hal yang bukan Harumi sekali. Tapi, seperti itulah sebenarnya Harumi. Aamiin. Harus aku tinggalkan acara bersama teman yang lebih dulu disepakati, bukan diriku sekali meninggalkan sesuatu, membatalkan sesuatu. Tapi, harus ada pengorbanan.

.... dan dunia akan bersimpuh di kaki mu, saat kau tinggalkan semua urusan dunia untuk akhirat ........ dan Aku Ya Rabbi, belum pernah kecewa dalam berdoa dengan Mu..

Aku selalu menunda semuanya, aku selalu merasa memiliki banyak waktu. Hingga akirnya aku lalai dalam berharap. Aku hancur, benteng itu kembali runtuh.

Banyak pelajaran ditahun ini dan pergantian tahun ini sungguh (semoga) awal yang baik. Untuk semua hal yang baik.

Merajut impian yang lebih mulia lagi, meyadari kembali bahwa setiap orang memiliki puncaknya masing-masing. Mengabdi bukan hanya perihal hidup ditengah belantara. Buka rumahmu selebar-lebarnya untuk semua kebaikan..
Rumahku, Rumah Dunia. Ku Bangun dengan Kata-Kata.- Gol A Gong.

Kabarkan kepadaku, saat kau juga sudah sependapat dengan sepenggal kata-kata diatas. Kata-kata yang menjadi pondasi baru atas impian baruku.

Terima kasih telah menyinari, menyadarkan bahwa terkadang kita tak perlu alasan yang istimewa untuk jatuh hati. Terima kasih telah mengabarkan, menyadarkan bahwa kecerdasan selalu menarik. Terima kasih telah memberitahu, menyatakan bahwa kau memahami.

Bersinarlah bintangku, yang kupilih saat redup melelapkan. Bercintalah dengan langkah-langkah beranimu, kebaikan akan selalu bersama kebaikan. Belajarlah hingga lelah melenyapkan, kelak waktu kan menyampaikan. Ada seseorang, untuk mendoakanmu saja dia tak mampu.

Wassalammualaikum. ^^


- ditulis tepat pada tanggal 1 Januari, karena banyak hambatan baru terbit hari ini. Semoga 2018 kita semakin baik. Bertemu jodoh. Oh iya, novelnya sudah selesai dibaca. -
Hai! Salam kenal dariku ya. Rumi yang secara acak terkadang menulis, entah saat luang ataupun sibuk.

Comments