Skip to main content

362/365

Assalammualaikum...

Tibalah dihujung tahun yang penuh pembelajaran ini, alhamdulillah beberapa hal bisa diambil, disimpan, diolah lalu diamalkan. Oke 2016, penuh arti, penuh drama, penuh tekanan, penuh tangisan, penuh pemahaman. Its okay because I am Harumi Paramaiswari wkwkwk Febuari yang diawali dengan perjalanan KKL yang melelahkan dan penuh arti, udah niat mau nulis tetang KKLnya elektronika 2014 tapi apalah arti niat tanpa ide. Hahah. 

Perjalanan yang panjang, sebelas hari tidak lepas dari jerat kursi bus pariwisata, badan pegel-pegel, aku yang sudah pasti sulit memejamkan mata, nafsu makan yang hilang setiba di Pulau Dewata. Di pulau yang terkenal keindahannya, ku tak nafsu makan. Semua air, makanan terasa aneh dilidah. Aku menderita, butuh nasi padang. Berat sekali, terasa lama sekali. Tapi..... menyenangkan karena ada orang-orang yang ngakunya anak teknik tapi selalu nelpon mama kalo mau beli sesuatu wkwk. Ah, what a trip. Dari mood yang udah mulai berantakan sesampainya di Jogja, maklum yaaa. Maafkan daku ya man-teman yang nyusahin, yang sok-sokan pengen dimengerti, aku suka aneh kalo udah lelah. Ini satu hal yang aku wanti banget, kalo capek mood suka drastis berubah dan pecahlah peperangan. Dalam diam, ku berusaha memahami diri ini kok. Terima kasih Elektronika A’14. 

Di perjalanan keliatan banget kan kalo kita itu sebenernya saling peduli satu sama lain, kita itu saling sayang dan merasa saling memiliki. Iya memiliki sebagai teman, saudara seiman. Waktu di Kuta berasa norak banget minta foto sama bule wkwk, tiba-tiba ada gunanya juga bahasa Inggris, gerombolan orang-orang Palembang yang baru liat bule, aduhhhh pengen lagi! 

Sok-sok berani naik segala wahana ya rum waktu di Dufan padahal ya Allah ya Rabb mejem doang, ngucap mulu, maunya gak naik, stop tapi apa daya temenku sok lebih berani lagi. Waktu pertama ke Dufan, emang nyari aman banget cuma keliling rumah boneka dan wahana apa lupa. Tapi yang kedua bareng anak teknik coy, anak teknik! Naik kicir-kicir? Inget tobat. Semuanya dicoba, dengan memejamkan mata. Iya, aku takut. Kehilanganmu. Eh salah, takut ketinggian. 

Maret penuh keceriaan, perayaan ulang tahun Save Steet Child Palembang yang ke-4. Salah satu komunitas yang baru aku selami, perayaan dengan tema edufun-trip. Belajar memahami anak-anak, ketemu relawan-relawan yang penuh keihlasan. Sip, belajar lagi! Adit dan Adam lahir di bulan Mei, iya 7 Mei 2016. Btw, Adit dan Adam itu nama kucing yang lahir dari rahim ibu mereka wkkw. Setelah jalan satu bulan lebih Adit meninggal karena digigit kucing dewasa tapi gak bertindak dewasa. Poor kitten. Adam masih sehat sampe sekarang tapi udah tinggal di rumah tetangga. Dam, lu punya dua adik perempuan loh dirumahku. Entahlah, yang dulu paling gak suka kucing tapi di tahun ini mulai suka banget. Pertama kalinya punya kucing itu kitten yang nemu dipinggir jalan. Sepulang les yang dilalui dengan jalan kaki, ngeliat kucing yang ngerengek-rengek dipinggir jalan, aku lewat aja kan gak suka kucing tapi kepikiran, terus dua hari kemudian pulang les lagi ngeliat lagi dan aku coba ambil dia anteng banget. Terus dirawat, my first kitten Deepy, bertahan dua minggu kemudian hilang. 

Mei, pertama kalinya nonton Sheila On 7 lived.   Di bulan yang sama aku kehilangan nenekku, orang yang dengan cintanya aku tumbuh. Ah, sesuatu yang tak pernah inginku ingat. Kehilanganmu, kerinduanku, semoga tenang disisi-Nya nek. Semoga cucumu ini bisa menjadi salah satu amal jariyahmu. 

Agustus, pertama kalinya ngekost hehe tinggal di Tanjung Enim. Ketemu Dek Abbay, ketemu banyak orang baru dan kenal dunia kerja lebih dekat. Terima kasih PTBA dan segala ceritanya. Dunia perkuliahan mulia menanjak tajam, tapi keseluanku semakin menjadi. Aku terlahir seperti ini, mengertilah. Selesai kerja praktek, sidang kerja praktek, pembagian pembimbing Laporan Akhir, pencarian judul, judul fix, tunggu hasilnya Juli yaaaaaa. 

Ngecamp di kaki Gunung Dempo di awal November, jadi hal yang paling ampuh ngebuang semua ketegangan sidang kp. Merasakan lagi dinginnya salah satu dataran tinggi di Sumatera Selatan. Ketemu orang baru, ngeliat alam lebih dekat dan mawas diri. Metik bongkahan kubis langsung, yang jalannya penuh liku. Ahhh, yuk kapan lagi? Ngerasain dinginnya Pagaralam, ngeliat kerlap-kerlip lampu jam satu pagi, main pelosotan langsung dari batu dengan air brrrrr dingin banget. Kalo di rumah aja, emang susah numbuhin rasa Cinta untuk negeri ini, bangsa dan negara ini. Yokkkkk. *sokudahkemanaajarum 

Desember... dari ikut jadi netizen di acara diskusi bareng MPR. Keborosan yang kuhadapi, sampe perayaan Hari Ibu dengan Save Street Child Palembang di Sukawinatan, melepas penat dengan bakar ayam di rumah Raja sebelum libur. Bulan yang baik untuk mengakhiri tahun ini, mengawali mimpi di tahun yang akan datang. Semoga 2017 jauh lebih baik, bakalan lulus di bulan Juli, kerja, beli handphone, laptop, makeup, pake uang sendiri. Jalan-jalan pake uang sendiri. Nonton konser pake uang sendiri. Can’t wait, untuk lulus dan meluk orang tua dihari wisuda. Untuk hidup ngerantau dan belajar mandiri. Untuk lebih bermanfaat lagi, untuk melihat lebih luas lagi, untuk membaca lebih banyak lagi, untuk melangkah lebih jauh sebelum nantinya akan bercerita ke anak-anak sebagai anugrah seorang perempuan yang dipanggil Ibu. Duhhhh. Wassalammualaikum.    
Hai! Salam kenal dariku ya. Rumi yang secara acak terkadang menulis, entah saat luang ataupun sibuk.

Comments