Skip to main content

Dilan 1990, Diluar Ekspektasi!!!

        “Sore itu, aku merasa seperti berada di puncak dunia bersamanya, bersama Dilan yang memberi aku pelajaran bahwa cinta sejati adalah kenyamanan, adalah kepercayaan, dan juga dukungan. Kalau kamu tidak setuju, aku tidak peduli.”


          Finally nonton jugaaaaaaaaaaa guys! Film yang ditunggu-tunggu sekali. Sudah hari ke-4 penanyangan sih. Lumayan telat, dimana-mana udah pada heboh. Terutama dua temenku yang gak berhenti nyoba spoiler. Film yang ditunggu sejak selesai baca novelnyaa sempet buat aku dag-dig-dug, pengen loh rasanya nonton film yang gak ngecewain setelah berhari-hari kita berimajinasi dengan novelnya. Inget banget waktu trailer film Dilan 1990 keluar, boom! Langsung jadi tranding topic di twitter. Banyak netizen yang kecewa dan ragu dengan Iqbaal sebagai Dilan. Mereka dan aku bilang Iqbaal kurang badSorry Baleeee. Jujur aku bukan orang yang ngikutin Iqbaal apalagi ngefans, sekedar tau kalo Iqbaal salah satu personil CJR dan sekarang lagi pendidikan di Amerika.

          Setelah nonton trailernya, aku tetep positif kalo film ini bakalan keren. Aku gak mau ngekritik dulu, karena Pidi Baiq sendiri yang menyetujui Iqbaal memerankan Dilan. Sebagai pembaca yang baik aku rasa kita harus cerdas bersikap, kalo emang film gak akan sebaik saat kita baca dan ngeimajinasiin novel tersebut. Kita adalah sebaik-baiknya pengimajinasi. Haha.

       Tiba tanggal 25 Januari, film Dilan resmi diputar diseluruh bioskop Indonesia. Dan lagi, booming banget. Meme tentang kerinduan Dilan bertebaran di Instagram dan Twitter.

Kamu gak rindu gitu sama aku? Biar gak berat, kamu ungkapin. Kita jalanin bareng-bareng. (Harumi. Palembang, Januari 2018)

Isi instastory Dilan semua euy...
Tibalah hari ini, dengan segala hal yang ditahan. Aku pun nonton!!! Nungguin bioskop buka malahan. Haha. Btw, thanks Bila... lebih milih nonton sama aku dibanding dia. Haha.

Jujur.
Sulit sekali bertahan nonton film ini.

Kenapa?

Karena, Dilan!!!!! Dia lebih dari imajinasiku. Dilan. Iya dia Dilan nya Milea tahun 1990. Dilan yang diperankan Iqbaal sungguh tidak mengecewakan. Kisah cinta putih abu-abu tahun 90an dikemas dengan penuh cerita lucu dan menggemaskan dalam film ini. Ternyata seperti itu Bandung tahun 1990.

Dilan emang brengsek, caranya memperlakukan Milea juara sekali. Bahkan dihatiku, Dilan, kamu juara. Film ini sudah membangun karakter Dilan sedemikian rupa, persis seperti Novel melebihi imajinasiku malahan. Dilan yang sopan, sangat sopan malahan. Sisi manis Dilan yang muncul bertubi-tubi, satu hal yang jauh dari ekspektasi. Rasanya Dilan terlalu anti tolak di film ini.

Sepanjang film, aku dan temanku berkali-kali mengulang. “Sakit jiwa ni film.” Entahlah kenapa kata-kata itu terus kami ulangi. Silahkan tonton filmnya dan rasakan sakit jiwanya!

Sepanjang film aku menunggu sekali sosok Bunda, entahlah Bunda yang aku bayangkan rasanya Sumatera sekali. Aku berharap Bunda Dilan jauh lebih Bunda lagiiii. Duh gimana ya, di novel tuh Bunda itu ya gitu. Mungkin karakter Bunda bakalan diperdalam lagi di Film Dilan 1991. Ada scene aneh juga, saat Bunda mengantar Milea pulang ke rumah. Itu kenapa dah, aku kurang paham tentang itu.

Untuk kamu. Iya kamu! Yang sudah baca ke-3 novelnya wajib ya nonton film ini. Aku jamin gak mengecewakan. Buat kamu yang belum baca novelnya, nonton aja dulu filmnya terus lanjutin baca novelnya. Indonesia, 2018. Sangat butuh cowok seperti Dilan ini. Terutama aku ya. Haha.

Iqbaal Ramadhan. Ternyata kamu sudah dewasa ya. Sudah bisa mempesona. Nama fans club kamu apa Bal?
Hai! Salam kenal dariku ya. Rumi yang secara acak terkadang menulis, entah saat luang ataupun sibuk.

Comments

Post a Comment